Selasa, 26 Juli 2016

Metode Penentuan Posisi Global (GPS)

1.3.4. Metode Penentuan Posisi Global (GPS)
GPS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu di mana saja di muka bumi setiap saat, dengan ketelitian penentuan posisi dalam fraksi milimeter hingga meter. Kemampuan jangkauannya mencakup seluruh dunia dan dapat digunakan banyak orang setiap saat pada waktu yang sama (Abidin,H.Z, 1995). Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah perpotongan ke belakang dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS seperti gambar berikut:
1.3.4.1. Sistem GPS
Untuk dapat melaksanakan prinsip penentuan posisi di atas, GPS dikelola dalam suatu sistem yang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu bagian angkasa, bagian pengontrol dan bagian pemakai, seperti gambar berikut:
1.3.4.1.1. Bagian Angkasa
Terdiri dari satelit-satelit GPS yang mengorbit mengelilingi bumi. Jumlah satelit GPS adalah 24 buah. Satelit GPS mengorbit mengelilingi bumi dalam 6 bidang orbit dengan tinggi rata-rata setiap satelit ± 20.200 Km dari permukaan bumi.
Setiap satelit GPS secara kontinu memancarkan sinyal-sinyal gelombang pada 2 frekuensi L-band (dinamakan L1 dan L2). Dengan mengamati sinyal-sinyal dari satelit dalam jumlah dan waktu yang cukup, kemudian data yang diterima tersebut dapat dihitung untuk mendapatkan informasi posisi, kecepatan maupun waktu.
1.3.4.1.2. Bagian Pengontrol
Adalah stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit yang berfungsi untuk memonitor dan mengontrol kelayakan satelit-satelit GPS. Stasiun kontrol ini tersebar di seluruh dunia, seperti di Pulau Ascension, Diego Garcia, Kwajalein, Hawai, dan Colorado Springs. Di samping memonitor dan mengontrol fungsi seluruh satelit, ia juga berfungsi menentukan orbit dari seluruh satelit GPS.
1.3.4.1.3. Bagian Pengguna
Adalah peralatan (Receiver GPS) yang dipakai pengguna satelit GPS, baik di darat, laut, udara
maupun di angkasa. Alat penerima sinyal GPS (Receiver GPS) diperlukan untuk menerima dan
memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan,
maupun waktu.
Secara umum receiver GPS dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Receiver militer
  2. Receiver tipe navigasi
  3. Receiver tipe geodetik

Untuk Penjelasan lebih lengkap, dapat anda baca pada artikel berikut:

Sistem Koordinat

1.3.3. Sistem Koordinat
Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi atau tiga-dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri dapat didefinisikan melalui spesfikasi tiga parameter berikut:
1.3.3.1. Lokasi Titik Nol dari Sistem Koordinat
Posisi suatu titik di permukaan bumi umumnya ditetapkan dalam/terhadap suatu sistem koordinat terestris. Titik nol dari sistem koordinat terestris ini dapat berlokasi di titik pusat massa bumi (sistem koordinat geosentrik), maupun di salah satu titik di permukaan bumi (sistem koordinat toposentrik).
1.3.3.2. Orientasi dari Sumbu-sumbu Koordinat
Posisi tiga-dimensi (3D) suatu titik di permukaan bumi umumnya dinyatakan dalam suatu sistem koordinat geosentrik. Tergantung dari parameter-parameter pendefinisi koordinat yang digunakan. Ada dua sistem koordinat yang umum digunakan, yaitu sistem koordinat Kartesian (X,Y,Z) dan sistem koordinat Geodetik (L,B,h), yang keduanya diilustrasikan pada gambar berikut.
Koordinat 3D suatu titik juga bisa dinyatakan dalam suatu sistem koordinat toposentrik. Umumnya dalam bentuk sistem koordinat Kartesian (N,E,U) yang diilustrasikan pada gambar berikut.
Parameter-parameter (kartesian, curvilinear) itu digunakan untuk mendefinisikan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut. Posisi titik juga dapat dinyatakan dalam 2D, baik dalam (L,B), ataupun dalam suatu sistem proyeksi tertentu (x,y) seperti Polyeder, Transverse Mercator (TM) dan Universal Transverse Mercator (UTM).
Untuk penjelasan lebih lengkap, dapat anda temukan pada artikel berikut: